Hitung Mundur Ujian Nasional SMA/SMK/MA

Sabtu, 09 Januari 2010

Madrasah Mulai Sejajar Dengan Sekolah Umum


Dirjen Pendidikan Islam, Prof Dr Mohammad Ali mengatakan bahwa pendidikan madrasah sudah mulai dapat disejajarkan dengan sekolah umum dengan berhasilnya pendidikan sekolah tersebut merebut kejuaraan sains tingkat nasional dan internasional.

Ia mengungkapkan disela-sela acara peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke 64 di Jakarta, Senin (4/1). Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada siswa siswi berprestasi pendidikan Madrasah Ibtidayah , Madrasah Tsanawiyah serta Madrasah Aliyah.

Mereka dinilai telah berhasil menggaet medali dalam lomba sains tingkat nasional dan internasional. Baik dalam bidang sains, matematik dan teknologi (robot) oleh siswa madrasah tingkat Ibtidayah dan madrasah Aliyah tersebut, maka berarti pendidikan di madrasah bisa dinilai tidak kalah dengan sekolah umum

"Kami tidak membentuk pendidikan khusus bagi siswa berprestasi sebagaimana sekolah umum,"kata Mohammad Ali.

Sebelumnya ada senyalemen bahwa ada perbedaan kualitas antara madrasah dibanding sekolah umum. Karena sebagian besar madrasah dikelola swasta 91,5 , yang negeri hanya 8,5 . Dengan prestasi tersebut berarti madrasah bisa disejajarkan dengan pendidikan di sekolah umum.

Madrasah di Indonesia adalah lembaga pendidikan formal yang kurikulumnya mengacu pada kurikulum pendidikan nasional, tapi memiliki muatan agama yang lebih banyak dibanding sekolah. Jika sekolah dibawah Kementerian Pendidikan Nasional, madrasah dipayungi Kementerian Agama.

Dirjen juga menyebutkan pendidikan di pesantren ada yang menyatu atau di dalam pesantren menyatu dengan pendidikan bagi santrinya, tapi ada juga pesantren yang memisahkan antara pendidikan madrasah dengan pendidikan dalam pesantren itu sendiri. Bagi pesantren yang memisahkan pendidikanya itu tidak masalah, namun yang menyatukan pendidikannya diperlukan standarisasi pendidikan di pesantren agar lulusannya juga diakui masyarakat nasional.

"Kita akan membentuk kurikulum khusus untuk itu,รข��kata dirjen. Dia juga menyebutkan akhir februari kurikulum tersebut sudah selesai.
Untuk ujiannya, kelak akan ada semacam ujian nasional khusus pesantren agar diperoleh siswa yang baik lulusannya. (HP)

Diupload oleh Syaiful Pinmas (-) dalam kategori Pendidikan Agama pada tanggal 04-01-2010 18:27

Minggu, 03 Januari 2010

Validitas Ujian Nasional (Refleksi Pendidikan Nasional 2009)

Validitas UN sebagai evaluation test serta SNMPTN sebagai prediction test perlu dirumuskan sehingga tidak memberatkan siswa dalam mempersiapkan ujian


Kalender tahun 2009 berakhir sudah. Begitu pula dengan lembaran catatan dalam diary pendidikan nasional sudah tertutup. Nah, menyongsong tahun 2010, alangkah baiknya kita membuka kembali lembaran-lembaran sejarah masa lalu sepanjang 2009. Lembaran sejarah yang telah tergores sebagai refleksi perjalanan bangsa dalam bidang pendidikan.
Pendidikan adalah pilar bangsa ini untuk menatap masa depan yang cemerlang. Tanpa pendidikan yang bermutu, bangsa ini hanya akan menjadi "pesuruh" di tanah kelahirannya. Apalagi menjelang China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) 2010, era perdagangan bebas telah dimulai. Kualitas pendidikan bangsa menjadi syarat mutlak untuk menghadapi CAFTA 2010.
Tahun 2009 merupakan tahun pencapaian target pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid I di bawah kendali Presiden SBY. Tahun ini pula, Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional disusun untuk KIB Jilid II hingga tahun 2014. Tulisan sederhana ini mencoba untuk melakukan refleksi kebijakan pendidikan pemerintah hingga tahun 2009.

Problem Pendidikan
Pertama, kebijakan kontroversial yang menuai pro dan kontra dari masyarakat adalah Ujian Nasional. Hingga saat ini, ujian nasional masih menjadi polemik di kalangan pendidik dan pemerintah. Keputusan penghapusan UN oleh MA pada 14 September 2009 merupakan hasil perjuangan para siswa, mahasiswa, guru, orang tua serta aktivis pendidikan melalui citizen law suit.
Inti gugatan yang dikemukakan oleh masyarakat antara lain adalah bahwa UN dinilai tidak adil karena standar kelulusan sama di setiap daerah sedangkan infrastruktur pendidikan di setiap daerah tidak merata. Masyarakat juga menolak UN sebagai satu-satunya ukuran kelulusan siswa.
Mereka juga menilai bahwa pemerintah dinilai lalai meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah serta akses informasi yang sama di seluruh daerah. Dari dimensi psikologis, pemerintah juga diminta mengatasi gangguan psikologis dan mental siswa yang gagal UN.
Pemetaaan mutu program maupun satuan pendidikan akan tercapai apabila setiap institusi pendidikan melaksanakan UN sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kecurangan yang terjadi selama ini jelas akan mengaburkan pemetaan kualitas sekolah yang akan mengaburkan validitas hasil UN.
Tentunya tidak dapat dijadikan dasar untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya serta mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan kebijakan untuk pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
Kedua, implementasi Undang-undang Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (UU BHPP) bagi perguruan tinggi semakin mempersempit kesempatan bagi masyarakat di kalangan ekonomi menengah ke bawah untuk duduk di kursi perguruan tinggi. Realitas tersebut tidak terlepas dari jeratan ekonomi neoliberal sebagai konsekuensi globalisasi ekonomi yang berorientasi ekonomi pasar (market-driven economy).
Salah satu implementasi dari sistem ekonomi neoliberal adalah dengan melakukan pencabutan subsidi di berbagai sektor kehidupan, termasuk subsidi pendidikan. Maka terjadilah privatisasi pendidikan yang dibungkus oleh kebijakan otonomi perguruan tinggi maupun otonomi sekolah. Perlahan namun pasti pemerintah sedikit demi sedikit mulai lepas tangan dalam menjamin akses pendidikan bagi seluruh warganya.
Ketiga, pencapaian target wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar 9 tahun tidak terwujud. Masih ada sekitar 2,2 juta anak usia wajib belajar, yakni usia 7-15 tahun yang belum dapat menikmati pendidikan dasar. Kebijakan pendidikan gratis 9 tahun masih membuat orang tua tidak menyekolahkan anaknya karena faktor sulitnya akses ke sekolah, kurangnya kesadaran orangtua serta beban ekonomi keluarga (Kompas, 11/12/2009).
Padahal, salah satu Tujuan Pembangunan Millennium (Millenium Development Goals) yang disebut MDGs 2015 adalah partisipasi anak usia wajib belajar untuk menikmati pendidikan dasar 9 tahun.
Sekolah gratis memang sangat membantu siswa yang miskin untuk kembali sekolah. Namun, menggratiskan sekolah bukan jalan satu-satunya dalam rangka meningkatkan partisipasi mereka untuk sekolah. Pola pikir (paradigma) bahwa pendidikan itu penting justru harus diubah terlebih dahulu.
Meski di beberapa daerah telah memberlakukan sekolah gratis (SD dan SMP), namun jumlah angka putus sekolah pada usia tersebut masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Keempat, kebijakan sertifikasi guru yang telah memasuki tahun keempat masih menyisakan banyak masalah dalam implementasinya, termasuk pencairan dana tunjangan profesi guru yang berbelit-belit. Dari hasil penelitian penulis di beberapa SMK di kota Makassar, penilaian portofolio dalam melakukan seleksi bagi guru profesional ternyata banyak dikeluhkan oleh guru-guru.

Efisiensi Anggaran
Penilaian portofolio secara tidak langsung mendorong guru untuk membeli sertifikat pelatihan, bahkan memalsukan sertifikat orang lain. Tindakan pemalsuan dokumen portofolio yang dilakukan oleh oknum guru tentunya merupakan perbuatan yang tercela dan tidak sejalan dengan prinsip sertifikasi guru yang mengedepankan prinsip objektif, transparan, dan akuntabel.
Kelima, kebijakan pembangunan SMK dengan proporsi 70:30 dengan alokasi 70 persen SMK dan 30 persen SMA harus direncanakan secara komprehensif. Banyaknya jumlah SMK tentunya akan menambah jumlah lulusan SMK.
Sedangkan jumlah lapangan kerja yang disiapkan oleh pemerintah sangat terbatas. Oleh karena itu, pendidikan berbasis kewirausahaan harus dikedepankan pada kurikulum SMK untuk menghasilkan alumni yang bermutu. Iklim investasi yang kondusif dan mekanisme perizinan yang efisien dan efektif menjadi syarat berkembangnya industri rumah tangga yang dipelopori oleh alumni SMK.
Biaya iklan Depdiknas yang digunakan untuk mempengaruhi alumni SMP mungkin akan lebih baik jika direlokasi ke anggaran workshop entrepreneurship untuk calon alumni SMK.
Keenam, rencana pemerintah dalam menghapuskan SNMPTN perlu ditelaah dengan cermat. Efektifitas pelaksanaan dan efisiensi anggaran menjadi kunci pelaksanaan SNMPTN. Wacana penghapusan SNMPTN diganti dengan Ujian Nasional masih perlu pertimbangan antara Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas serta melibatkan pihak perguruan tinggi.
Validitas UN sebagai evaluation test serta SNMPTN sebagai prediction test perlu dirumuskan sehingga tidak memberatkan siswa dalam mempersiapkan ujian.
Ketujuh, tawuran mahasisiwa masih menjadi problem nilai moral bagi generasi bangsa. Kaum mahasiswa dengan sederet predikat yang melekat padanya tanpa rasa malu mempertontonkan aksi yang sangat tidak terpuji.
Mahasiswa yang menempati piramida tertinggi dalam struktur piramida kaum terpelajar ternyata menjadi aktor perbuatan yang justru merendahkan martabatnya. Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) , kekuatan moral (moral force) serta kontrol sosial (social control) ternoda oleh ulah oknum mahasiswa sendiri.
Problematika pendidikan yang telah saya urai di atas tentunya memerlukan alternatif pemecahan sehingga di tahun baru 2010 mendatang, bangsa ini dapat keluar dari badai krisis ekonomi dan krisis moral. Selamat jalan tahun 2009, Selamat datang tahun 2010.***

Rabu, 30 Desember 2009

Gus Dur Keturunan Nabi Muhammad?

Gus Dur,keturunan nabi? banyak orang yang tidak percaya bahwa Gus Dur yang terkenal kontroversial ini adalah keturunan nabi, namun dalam kenyataannya, silsilah gus dur menyambung ke rasullulah SAW.

Dapat dibuktikan dari sebuah Al-kitab Talchis karangan Abdulloh Bin Umar Assathiri. Sumber ini diklaim telah diteliti dan direstui Rois Aam Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al Muktabaroh An Nahdliyyah KH. Habib Lutfi Ali Yahya, Pekalongan.

Berikut petikan silsilah Gus Dur sampai ke Nabi Muhammad SAW:
Sisilah keluarga Gus Dur

1. Muhammad Salallahu Alaihi Wailaihi Wasalam, 2. Sayyidina Fatimatus Zahro dengan Sayyidina Ali, 3. Sayyidina Husen Bin Ali, 4. Sayyidina Ali Zaenal Abidin, 5. Sayyidina Muhammad Al-Baqir, 6. Sayyidina Ja’far Shodiq, 7. Sayyidina Ali AL-Uroidi, 8. Sayyidina Muhammad Annaqib, 9. Sayyidina Sayyidina Isa Arrumi, 10. Sayyidina Ahmad Al-Muhajir Ilallah.Urutan ke 11 Sayyidina Ubaidillah, 12. Sayyidina Alawi, 13. Sayyidina Muhammad, 14. Sayyidina Alawi Muhammad, 15. Sayyidina ALI Choli’ Qosan, 16. Sayyidina Muhammad Shohibu Mirbat, 17. Sayyidina Alawi, 18. Sayyidina Amir Abdul Malik, 19. Sayyidina Abdulloh Khon, 20. Sayyidina Ahmad Syah Jalal, 21. Sayyidina Jamaludin Khusen, 22. Sayyidina Ibrohim Asmuro, 23. Sayyidina Ishak, 24. Sayyidina Ainul Yaqin (Sunan Giri), 25. Sayyidina Abdurrohman (Jaka Tingkir), 26. Sayyidina Abdul Halim (P. Benawa), 27. Sayyidina Abdurrohman (P. Samhud Bagda), 28. Sayyidina Abdul Halim, 29. Sayyidina Abdul Wahid, 30. Sayyidina Abu Sarwan.
Urutan ke 31 Sayyidina KH. As’ari , 32. Sayyidina KH. Hasyim As’ari 33. Sayyidina KH. Abdul Wahid Hasyim, dan ke-34 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).



Gus dur dilahirkan di Denanyar, Jombang di rumah Pesantren milik kakeknya dari pihak ibu. KH. Bisri Syansuri.
Tanggal 4 Agustus 1940 adalah hari kelahiran beliau, walau ada yang berbeda pendapat dalam hal ini, sebagian lain menyatakan gus dur lahir tanggal 4 bulan 8 menurut kalender islam, jadi gus dur dilahirkan tanggal 7 september 1940.Namun tanggal 4 Agustus adalah Ultah yang biasa dirayakan oleh keluarga beliau.

Bila di runut silsilah gus dur dari pihak Ayah adalah sebagai berikut :

1.Ayah beliau, KH.Wahid Hasyim, lahir di Jombang pada tahun 1914, pernah menjabat sebagai Ketua MIAI, Masyumi, Pendiri Barisan Hizbullah, anggota BPUPKI dan PPKI, menteri agama 5 kabinet era sukarno,pendiri Sekolah Tinggi Islam di Jakarta,Pelopor pendirian PTAIN ( IAIN –sekarang ), wafat pada tanggal 19 April 1953 akibat kecelakaan mobil didaerah cimahi- Jawa Barat, dikebumikan di jombang pada usia 39 tahun.
2.Kakek Beliau, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, lahir di Jombang pada tahun 1871, seorang ahli hadist,Pendiri Pesantren Tebu Ireng pada tahun 1899, Pendiri Jamiyah NU pada tahun 1926,pelopor lahirnya “resolusi jihad “ pada tahun 1945 yang dikenal sebagai hari pahlawan, Wafat pada bulan Juli 1947
3.KH.Asy’ari, Pendiri Pesantren Keras sebelah selatan Jombang, Halimah istri KH. Asy’ari adalah anak Kyai Utsman, walaupun demikian beliau masih keturunan Jaka Tingkir, Kiai Asy'ari, adalah putera Kiai Abdul Wahid dari desa Tingkir itu sendiri, dari istri yang berasal dari Demak.
4.Kyai Utsman, Pendiri Pesantren Gedang, seorang guru tarekat, tarekat yang berkembang kala itu adalah Qadiriyyah dan Naqsabandiyyah
5.Kyai Sichah atau dikenal dengan abdus salam, pendiri Pesantren Tambak Beras pada tahun 1838 sebelah utara kota Jombang.
6.Abdul Jabar
7.Ahmad
8.Pangeran sambu/mba sambu/ Sayid Abdurahman, banyak melahirkan keluarga pesantren yang tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tiga orang keturunan Mbah Sambu yang menjadi orang besar: Kiai Mutamakkin (Pati), penulis kitab tasawuf dalam bahasa Jawa (Serat Cabolek), Kiai Saleh Darat (Semarang); dan K.H. Hasyim Asy'ari;(Jombang), pendiri Nahdlatul Ulama.
9.Pangeran Benowo/Benawa, adipati Jipang dikenal juga sebagai guru tarekat
10.Jaka Tingkir /mas karebet/ Sultan Hadiwijaya/Sayid Abdurahman Basyaiban, Pendiri Kerajaan Pajang, ada yang menyebutkan bahwa Jaka Tingkir masih keturunan dari Nabi Muhammad SAW,walau secara resmi belum diakui oleh pengurus silsilah keturunan nabi.
11.Brawijaya VII atau dikenal dengana nama Lembu Peteng, Raja terakhir Kerajaan Majapahit
12.Brawijaya VI dikenal juga sebagai Kartawijaya atau Damarwulan
Ada juga yang menyatakan bahwa Gus Dur adalah keturunan dari Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Dikisahkan bahwa Sunan Kalijaga kawin dengan anaknya Syekh Siti Jenar, dari perkawinan itulah leluhur gus dur dilahirkan.

Gus Dur pernah menyatakan bahwa beliau keturunan cina pula, yang di bawa dari garis Ibu, Nyai Solihah Wahid, putri dari KH. Bisri Sansuri,salah satu tokoh pendiri NU, Rois am Nu tahun 1971 - 1980.

Dari garis Ibu, leluhur beliau adalah bermarga Tan, yaitu Tan kin ham seorang panglima perang yang membantu Raden Patah mengalahkan kerajaan Majapahit, dikenal pula dengan nama Syekh Abdul Qodir "Al-Shini",dikuburkan di Trowulan ,Mojokerto,Jawa Timur.

Dari silsilah tersebut bisas disimpulkan bahwa Gus Dur adalah keturunan dari orang- orang yang berpengaruh dizamannya.

Gus Dur Wafat


Innalillahi Wa Innaillaihi Roji'un

Telah meninggal tanggal 30 Desember 2009 jam 18.45 Wib. dengan tenang Gus Dur (Abdurrahman Wahid), Mantan Presiden RI Ke 3

Setelah dijenguk oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Presiden KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia, Rabu (30/12), di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, dalam usia 68 tahun. Sebelumnya, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu dirawat di ruang VVIP nomor 116 Gedung A rumah sakit itu.

Seperti dilansir ANTARA, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang ke RSCM, Rabu petang, untuk menjenguk Gus Dur yang dikabarkan telah kritis. Presiden Yudhoyono tiba di halaman RSCM sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil kepresidenan dengan pengawalan tidak terlalu ketat.

Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat tampak masuk dari pintu utama RSCM langsung menuju kamar tempat Gus Dur dirawat. Tidak tampak Ibu Negara Ani Yudhoyono mendampingi Presiden.

Sekitar 10 menit setelah Presiden tiba, datang Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih yang tampak agak terburu-buru. Ia kemudian segera menyusul ke kamar tempat Gus Dur dirawat yang sedang dikunjungi Presiden.

Sebelum dirawat di RSCM Jakarta, cucu pendiri NU KH Hasyim Ashari itu sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang Jawa Timur, pada Kamis (24/12), karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur Adik Gus Dur, Salahuddin Wahid, yang saat ini berada di Jogjakarta mengatakan dirinya menerima kabar itu dari keluarga.
Saat ini keluarga sudah berkumpul di kediaman Gus Dur di RSCM, Jakarta.

Gus Dur adalah Presiden RI pada tahun 1999-2001. Sebelumnya ia menjadi ketua PB Nahdlatul Ulama, satu dari dua organisasi Islam moderat terbesar di Indonesia. Gus Dur lahir di Jombang tanggal 7 September 1940. Presiden SBY datang ke RSCM saat mendengar Gus Dur kritis. SBY bahkan ikut menyaksikan detik-detik terakhir menjelang kepulangan mantan Presiden RI itu menghadap sang pencipta.

"Pak SBY tiba sekitar pukul 18.00 WIB dan pulang sekitar pukul 19.00 WIB," ujar kerabat Gus Dur yang menolak disebutkan namanya di RSCM, Jl Diponegoro, Jakarta, Rabu (30/12/2009).

Selain SBY, sejumlah pejabat negara lainnya juga ada di saat-saat terakhir Gus Dur. Antara lain Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih.

"Dari pihak keluarga ada di antaranya Mbak Yenny," ungkapnya.

Sebelumnya, adik kandung Gus Dur, KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, mengatakan Gus Dur menghembuskan nafas terakhirnya pukul 18.45 WIB.

"Saya mendapat kabar beliau meninggal. Kabar yang saya terima beliau meninggal pada pukul 18.45 WIB," kata Gus Sholah.


http://berita.liputan6.com/politik/200912/256727/Abdurrahman.Wahid.Meninggal.Dunia

http://berita.liputan6.com/sosbud/200912/256726/Gus.Dur.Meninggal.Dunia.dalam.Usia.68

Senin, 21 Desember 2009

Merenungi Pembelajaran Tahun 2009

KRISTI POERWANDARI

KOMPAS.com - Bagaimana kita sebagai individu dan warga bangsa merenungi hidup pada tahun 2009? Bagaimana penghayatan dominan kita menyongsong tahun 2010?

Esensi pandangan tokoh-tokoh klasik Psikologi semoga masih relevan untuk membantu kita memahami diri. Di tingkat personal, kita masing-masing mempunyai persoalan: gagal dalam hubungan cinta, berkonflik di tempat kerja, dilecehkan, menghayati konflik pribadi, terjebak dalam ketakutan, tak kunjung menemukan pekerjaan, dan sebagainya.

Persoalan terdalam psikologi manusia pada akhirnya lebih terkait dengan penghayatan keberdayaan vs ketidakberdayaan. Konsep yang digunakan dapat berbeda-beda, Alfred Adler yakin manusia rentan menghayati inferioritas. Karen Horney bilang pengalaman sejak dini dapat membuat kita menghayati kecemasan dasar yang terus terbawa hingga dewasa.

Ketidakberdayaan akan dimaknai dan direspons secara berbeda-beda. Cara kita mengatasi persoalan sesungguhnya merupakan upaya untuk mengatasi rasa tak berdaya demi memperoleh (kembali) kekuatan diri.

Bila kita seolah selalu tersandung atau menghayati tema-tema utama persoalan

serupa, dan cenderung melakukan kesalahan sama dalam menyelesaikan masalah, kita perlu serius mempelajari diri sendiri. Apakah kita menampilkan pola respons yang sama yang tidak konstruktif? Rendah diri dan cari kompensasi dengan sok kuasa dan sok pamer?

Apakah kita malu dengan kondisi ekonomi yang terbatas dan malah berutang sehingga dikejar debt collector? Takut disakiti sehingga menghindar dari hubungan? Terluka lalu terjebak dalam promiskuitas seksual? Kecewa pada diri sendiri, lalu mengatasi dengan menghina orang lain dan pasangan? Selalu merasa menjadi korban paling menderita dan ingin menghukum orang lain dengan membunuh diri saja?

Kebermanfaatan sosial

Rasa tak berdaya sering diatasi dengan sikap kaku dan cara-cara yang berpusat pada diri yang sebenarnya tidak secara mendasar menyelesaikan masalah. Rasa takut mungkin membuat kita bertahan dalam hubungan menyakitkan atau sebaliknya malah selalu ingin menguasai orang. Kegamangan kita respons dengan menilai tinggi prestasi dan capaian materi, tampil ramah tetapi pilih-pilih teman dan sesungguhnya hanya untuk tujuan instrumental memperoleh keuntungan diri.

Cara-cara egoistik akhirnya menjadi ”neurotik”, memantapkan kebutuhan berlebihan yang tetap tak pernah sepenuhnya terpuaskan, malah menyisakan kekosongan. Adler mengatakan bahwa pada akhirnya, upaya menggapai superioritas secara bermakna adalah yang mengarah pada kebermanfaatan kita secara sosial. Melihat diri menjadi bagian dari konteks masyarakat yang lebih besar dan ikut melakukan sesuatu yang positif bagi komunitas. Erich Fromm menggunakan konsep ”manusia berorientasi produktif”.

Teori Abraham Maslow mengenai hierarki kebutuhan dan motivasi juga menjelaskan bahwa aktualisasi diri sebenarnya tidak bersifat egoistik, melainkan terarah pada keluasan dan kepenuhan hidup dalam dunia yang dihuni bersama. Untuk yang terlalu muak dengan diri sendiri, yakinlah bahwa kita punya banyak sekali sisi positif dan potensi yang dapat kita gali dan bagi untuk membahagiakan diri dan orang lain.

Produk masyarakat

Psikologi sering terkesan terlalu mikro, cuma sibuk dengan masalah individu yang dilepas dari konteksnya. Padahal, terkait ketidakberdayaan, di tingkat makro kita juga punya persoalan bersama. Fromm menyatakan bahwa kondisi masyarakat sangat berpengaruh terhadap karakteristik dan penghayatan psikologi individu dan kelompok-kelompok individu anggota masyarakat tersebut.

Berita-berita utama pada paruh akhir 2009 (semisal kasus Prita Mulyasari,

pertarungan ”Cicak-Buaya”, dan kasus Century) menjelaskan tema dominan kehidupan berbangsa. Tanpa ikut dalam hiruk pikuk evaluasi siapa benar atau salah, teramati jelas betapa tema penghayatan utama kita adalah kekecewaan, ketidakpercayaan pada hukum dan penguasa, kemuakan, kemarahan, dan mungkin pada sebagian orang, keputusasaan dan fatalisme.

Banyaknya cerita mengenai penyelewengan kekuasaan dan penindasan pada yang rentan menyebabkan masyarakat marah dan merasa tak berdaya. Bagaimana umumnya kita membangun kembali rasa berdaya? Mungkin dengan memilih sibuk dengan urusan diri sendiri, tak peduli orang lain, dan apabila memungkinkan, ikut memanfaatkan situasi.

Respons psikologis masyarakat yang tampil dominan besar akhir-akhir ini adalah dengan membangun generalisasi, pandangan hitam-putih dan ”sosok pahlawan” atau ”sosok sakral”. Cara ini adalah respons psikologis sangat manusiawi dan dapat menjadi kekuatan besar publik meski dalam realitasnya belum tentu benar atau berdampak konstruktif. Bila tidak hati-hati, cara pandang hitam-putih hanya menjebak kita masuk dalam persoalan-persoalan baru. Penguasa menjaga amanah adalah hal terpenting karena membangun kembali kepercayaan publik merupakan pekerjaan sulit.

Harapan

Kekuatan individu pasti terbatas. Tetapi, dalam berbangsa kita melihat gerakan-gerakan masyarakat yang sangat positif dan menghadirkan kesejukan. Ada gerakan damai melawan korupsi atau pengumpulan koin dukungan bagi Prita. Pada akhirnya, di tingkat pribadi ataupun dalam konteks makro semoga harapan tetap ada.

Sejauh kita terus membuka diri dan merawat nurani, pada akhirnya manusia adalah makhluk spiritual yang yakin akan Kekuatan Maha Besar yang akan membimbing langkah kita menuju kebaikan. Selamat menyongsong Tahun Baru 2010...!

Kristi Poerwandari, Psikolog

Sabtu, 05 Desember 2009

BSNP Mulai Sosialisasi Unas

JAKARTA - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) saat ini mulai menyosialisasikan pelaksanaan ujian nasional (unas) ke berbagai daerah. Lewat sosialisasi tersebut, dinas pendidikan provinsi diharapkan segera menginformasikan ke jajaran dinas pendidikan kabupaten/kota dan sekolah. Sebab, saat ini guru dan siswa membutuhkan kepastian ujian tersebut.

Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan, pihaknya selesai menyusun POS (prosedur operasional standar) unas. Aturan itu berisi detail pelaksanaan unas. Mulai jadwal pelaksanaan, penyusunan naskah, pencetakan soal, pendistribusian, hingga pengamanan unas. ''Semua prosedur sudah kami susun. POS itu segera kami bagikan ke dinas pendidikan provinsi untuk segera disosialisasikan,'' tutur Mungin kemarin (4/12).

Menurut Mungin, BSNP memberikan kepastian soal pelaksanaan unas dengan diedarkannya POS tersebut. Daerah diminta untuk mempelajari aturan itu. Saat ini sejumlah persiapan ujian juga selesai dilakukan. Penyusunan soal sudah beres dan tinggal pencetakan.

Selanjutnya, naskah soal segera didistribusikan ke daerah. Alur distribusi soal ujian dimulai dari Puspendik, percetakan, dinas pendidikan kabupaten atau kota, sekolah atau polsek, dan ruang ujian. Pengembalian lembar jawaban unas (LJU) diawali dari sekolah, polsek, dinas kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, dan Puspendik.

Mungin meminta kabupaten/kota segera mengirimkan jumlah peserta unas. Saat ini estimasi peserta unas didasarkan pada data tahun lalu. Yaitu, sekitar 3,5 juta siswa SMP dan 2,2 juta siswa SMA. ''Kami menggunakan data tahun lalu untuk menentukan perkiraan jumlah soal,'' jelasnya.

Dia mengatakan, Selasa pekan depan (8/12) BSNP bakal mengundang para pemimpin perguruan tinggi negeri (PTN) untuk mempersiapkan unas tersebut. ''Rapat itu juga akan dihadiri Mendiknas,'' katanya. PTN diharapkan segera mengambil kebijakan apakah jadi sebagai penyelenggara unas atau tidak.

Secara terpisah, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Haris Supratna mengatakan, hingga kini para pimpinan PTN belum mengambil sikap soal penyelenggaraan unas meski MA tidak membatalkan. Rencananya, rapat bersama pimpinan PTN untuk mengambil kebijakan soal unas dilaksanakan 16-17 Desember mendatang.

''Rapatnya lebih bersifat internal. Belum bisa diputuskan apakah semua PTN bakal setuju menjadi penyelenggara unas atau tidak. Kami juga menunggu kebijakan resmi dari Pak Menteri,''tutur ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) itu. (kit/dwi)

Jumat, 04 Desember 2009

Mendiknas: UN 2010 Tetap Jalan

Untuk mendapatkan salinan permen 75

http://www.depdiknas.go.id/produk_hukum/permen/permen_75_2009.pdf

Mendiknas: UN 2010 Tetap Jalan
Ditulis oleh Billy Antoro, tanggal 01-12-2009


Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA., Menteri Pendidikan Nasional.

Jakarta (Mandikdasmen): Departemen Pendidikan Nasional tetap akan menggelar Ujian Nasional (UN) pada 2010 mendatang. Demikian ditegaskan Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA dihadapan 159 Kepala Sekolah Menengah Kejuruan se-Indonesia dalam ‘Workshop Pendidikan Kewirausahaan di SMK’, Senin (30/11). Workshop yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas itu digelar di Gedung A lantai 3 Kompleks Depdiknas, Senayan, Jakarta. Hadir dalam workshop Dirjen Mandikdasmen Prof. Suyanto, Ph.D., Direktur Pembinaan SMK Dr. Joko Sutrisno, dan pejabat di lingkungan Ditjen Mandikdasmen.

Sengaja hal demikian disampaikan, kata Muhammad Nuh, agar Kepala SMK se-Indonesia seusai workshop tak lagi ragu mengenai sikap pemerintah terhadap putusan Mahkamah Agung mengenai UN. “Sekali lagi, UN tetap jalan,” tegasnya.

Selain Depdiknas belum menerima amar putusan MA, tambah Muhammad Nuh, putusan Pengadilan Negeri tak satupun melarang pelaksanaan UN. Putusan tersebut memerintahkan kepada tergugat, yaitu pemerintah, untuk meningkatkan kualitas guru dan melengkapi sarana prasarana. “Kalau semua itu dilakukan hukumnya menjadi boleh dan malah harus,” ucapnya.

Menanggapi keluhan masyarakat yang mengatakan UN membuat stres siswa, Muhammad Nuh berkata, “Tak ada ceritanya orang melakukan atau sedang melakukan ujian tidak stres.” Yang terpenting siswa dapat mengelola semua potensi dan kemampuan psikologisnya agar tahan banting dalam menghadapi pelbagai persoalan. “Kalau syarat ini saja tidak dipenuhi, tidak ada yang menjadi entrepreneur. Entrepreneur syarat yang paling pokok tahan banting,” ujarnya.

Muhammad Nuh juga mengatakan, hal yang hendak didorong adalah membangun budaya mentalitas berani menghadapi persoalan, siap menghadapi persoalan, dan memiliki kemampuan dalam menghadapi persoalan. “Dan itu dimulai dari Kepala Sekolah. Kalau Kepala Sekolah sudah give up, apalagi muridnya. Kalau Kepala Sekolahnya mundur, apalagi gurunya,” lanjutnya.

Usai membuka workshop, di hadapan wartawan, didampingi Dirjen Mandikdasmen Prof. Suyanto, Ph.D., Muhammad Nuh mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada Badan Standardisasi Nasional Pendidikan selaku pelaksana UN. “Intinya, dari aspek legal dan aspek kesiapan, UN 2010 tetap dilaksanakan seperti lazimnya,” katanya. “Penegasan ini penting untuk menghindari agar masyarakat tidak masuk ke wilayah ketidakpastian.”

Muhammad Nuh mengimbau agar masyarakat tidak menghabiskan energi di wilayah kontroversi pelaksanaan UN. “Jauh lebih baik sekarang energi kita manfaatkan untuk melaksanakan UN dengan baik,” harapnya.